Orang Maluku pasti tak asing dengan senjata
tradisional mereka, yaitu kalawai. Kata kalawai juga pernah disyairkan dalam
lagu Bulan Pake Payong,
dalam syairnya;
Bulan pake payong tuturuga batalor
Nona dari ambon datang kaweng di kantor
Kaweng bae bae, jangan laki bakalai
kalo laki bakalai tikam dia deng kalawai
ole sio… sio… sayang ee.........
Nona dari ambon datang kaweng di kantor
Kaweng bae bae, jangan laki bakalai
kalo laki bakalai tikam dia deng kalawai
ole sio… sio… sayang ee.........
Kata kalawai berasal dari
bahasa daerah Maluku, khususnya daerah Maluku Tengah (Pulau Seram, Ambon, Saparua, Haruku,
Nusalaut, Buru dll). Kata kalawai berasal
dari dua suku kata, yaknikala dan wai. Kala memiliki
arti tikam sementara wai memiliki arti air. Sehingga secara
harfiah kata “kalawai”
berarti menikam air.
Meski hampir mirip secara fisik dengan tombak, Kalawai memiliki fungsi yang berbeda dengan tombak. Para nelayan meggunakan kalawai di laut untuk mencari ikan. Nalayan tersebut menggunakannya di dalam air. Kalawai bisa juga digunakan di sungai sungai atau danau untuk menangkap hasil laut berupa ikan dan lain sebagainya.
Dengan pengertian secara harfiahnya yakni menikam air, maka jelas bahwa kalawai merupakan alat atau senjata tajam yang biasanya dipergunakan nelayan di dalam air untuk menangkap ikan, gurita, teripang dan lain-lain (anc).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar